Menghargai Perbedaan Pendapat dan Mengutamakan Kepentingan Bangsa dan Negara
Pada saat pertimbangan formulasi Pancasila, banyak tokoh menawarkan ide -ide mereka mengenai perumusan dasar negara, khususnya Muhammad Yamin, Sepomo dan Soekarno. Mereka masing -masing mengusulkan ide yang brilian. Namun, bahkan jika pendapat tidak dapat dibuat sebagai keputusan.
Kondisi ini tidak membuat karakter bersaing untuk mempengaruhi peserta lain dalam pertimbangan untuk memilih pendapat yang mereka usulkan, tetapi mereka sebenarnya mendorong tokoh lain untuk mengekspresikan ide -ide lain. Mereka juga tidak memaksakan pendapat mereka pada orang lain.
Baca Juga: Hakikat Norma yang Berlaku di Masyarakat
Sikap yang ditampilkan oleh karakter -karakter ini menunjukkan bahwa mereka menghormati perbedaan pendapat. Mereka menganggap perbedaan pendapat sebagai keuntungan bagi rakyat Indonesia. Mereka kemudian mencari titik kesetaraan antara perbedaan pendapat yang masih didasarkan pada kepentingan bangsa dan negara. B. Doa Minat Bangsa dan Negara
Terlahir untuk memprioritaskan kepentingan bangsa dan negara
Angka -angka yang berpartisipasi dalam perumusan Pancasila tidak hanya berasal dari kelompok. Mereka berasal dari berbagai kelompok. Agama dan etnis mereka juga berbeda. Namun, mereka berpartisipasi dalam proses formulasi Pancasila dengan tujuan utama memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara. Mereka mengesampingkan kepentingan kelompok mereka.
Kita dapat melihatnya ketika anggota PPKI di antara umat Islam menerima perubahan dalam konten sila Pancasila pertama. Mereka tidak bersikeras mempertahankan isi sila yang tercantum dalam perumusan Piagam Jakarta, tetapi mereka sadar bahwa kepentingan bangsa harus memiliki prioritas.
Angka pendiri negara yang merupakan anggota PPKI selama perumusan perubahan dalam piagam Jakarta memberikan contoh dalam penerimaan keputusan bersama. Pada saat itu, PPKI menerima komentar sehingga perumusan dasar negara dalam piagam Jakarta dimodifikasi. Tidak semua anggota PPKI menolak entri tersebut. Anggota PPKI dengan sengaja harus menemukan solusi terbaik untuk integritas bangsa dan negara bagian Indonesia. Pada akhirnya, anggota PPKI berhasil mencapai kesepakatan.
Perubahan dalam Piagam Jakarta disetujui sebagai keputusan bersama. Keputusan itu bukan keputusan individu, tetapi merupakan keputusan yang telah diperiksa dengan cermat. Semua anggota PPKI menerima dan mengimplementasikan keputusan yang tulus dan bertanggung jawab. Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Buku Paket Edisi Revisi 2017